PROFIL DESA DENBANTAS
Sejarah Desa Denbantas
Berdasarkan kutipan Babad Tabanan dan masukan-masukan yang diberikan oleh beberapa informasi pada Zaman Enteg Bali dimana pada Zaman Enteg Bali itu ada dijelaskan bahwa, perkataan Kubontingguh berasa dari Kubon berarti Taman atau Asrama, Tingguh berarti kuat, dapat analisa bahwa nama Kubontingguh berartu baru terdengar pada abad XIV bagian akhir, diantara tahun 1351-1400 (Masehi).
Tersebutlah dalam sejarah yang memegang kekuasaan atas Daerah Tabanan bertahta di Kubontinggiuh dengan mendirikan Desa Kubontingguh serta membangun Kahyangan Tiga setelah beberapa tahun lamanya atas permintaan Kuwu Pucangan, Beliau dimohon agar rela pindah ke Pucangan sebagai Raja.
Setelah kurang lebih tahun 1930, Desa Kubontingguh dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang berasal dari Desa Denbantas. Pada masa inilah nama Desa Kubontingguh berubah menjadi Desa Denbantas yang disebabakan karena Desa Kubontingguh merupakan batas Utara dari Desa Tabanan yang menjadi Pusat Pemerintahan Tabanan pada waktu itu (Den berarti Utara, Bantas berarti batas).
Kemudian berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1979 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 1980 maka Desa Denbatas resmi menjadi Kelurahan Denbantas yang meliputi 6 (enam) buah Lingkungan yaitu :
Kemudian di tahun 1999 dengan berlakunya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan dengan berlakunya Otonomo Daerah maka Kabupaten Tabanan merubah kembali dari Kelurahan menjadi Desa, maka Kelurahan Denbantas berubah Menjadi Desa Denbantas yang terdiri dari 6 Banjar Dinas yaitu :
Demikianlah sejarah singkat Desa Denbantas yang dapat kami buat semoga ada manfaatnya.
Demografi Desa
Tofografi Desa Denbantas merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian 250 meter diatas permukaan laut, curah hujan 26,96 mm, suhu udara antara 25 derajat celcius, luas wilayah 461,81 Ha dengan batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
Desa Denbantas merupakan bagian dari Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Jarak menuju Kecamatan Tabanan 1 Km, menuju Pusat Kota Denpasar 7 Km, dan menuju Ibukota Provinsi 2 Km.
Tabel 1
Orbitasi
No |
Dari Desa Denbantas |
||
Indikator |
Jarak (Km) |
Waktu tempuh rata-rata |
|
1 |
Ke Ibukota Kecamatan |
3 |
5-10 menit |
2 |
Ke Ibukota Kabupaten/Kota |
3 |
5 -10 menit |
3 |
Ke Ibukota Provinsi |
26 |
50menit |
Kondisi Pemerintahan Desa :
Pembagian Wilayah Desa
Secara administratif Desa Denbantas terdiri dari 6 Wilayah Banjar Dinas yang masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala Kewilayahan sebagaimana tersebut dibawah ini:
Kondisi Kelembagaan
Struktur kelembagaan di Desa Denbantas disamping kelembagaan administratif Pemerintahan Desa dan Kelembagaan Adat dari Banjar Pakraman, juga kelembagaan yang muncul atau yang didorong keberadaannya dari motif ekonomi, budaya, kesehatan, pendidikan dan sosial politik.
Kelembagaan dari pemerintahan Desa antara lain, Pemerintah Desa, BPD, PKK Desa, PKK Banjar, dari sisi ekonomi misalnya koperasi banjar, LPD, kelompok usaha kecil, kelompok tani, kelompok ternak, Gapoktan dan yang lainnya. Dari sisi pendidikan seperti komite sekolah, persatuan guru-guru dan yang lainnya. Dari sisi kesehatan seperti posyandu. Dari sisi budaya seperti seke gong, seke santi, seke dan yang lainnya. Dari sisi sosial dan politik seperti karang teruna.
Dari aspek keagamaan dan lembaga adat, Desa Denbantas terdiri dari Dua Desa Pakraman sebagai berikut :
Seperti desa-desa lainnya yang ada di Bali, di Desa Denbantas terdapat banyak Pura – Pura , disamping Pura Tri Kahyangan (Desa, Puseh dan Dalem). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sarat dengan kehidupan religius. Pelaksanaan kegiatan keagamaan berlangsung sepanjang tahun. Keharmonisan antar warga tetap dijaga untuk menyatukan misi dan visi, melangkah bersama dalam suasana kekerabatan yang kondusif. Implementasi bentuk persatuan, kekeluargaan, dan kekrabatan diwujudkan dengan koordinasi antar Prajuru Desa Pakraman dan Banjar Pakraman bersama-sama krama desa / masyarakat melalui konsep gotong royong.